Monday 29 February 2016

Metode Pembelajaran

By Lanny Maelanny   Posted at  08:27   Prakarya dan Kewirausahaan No comments



Pengalaman belajar yang paling efektif adalah apabila peserta didik/seseorang
mengalami/berbuat secara langsung dan aktif di lingkungan belajarnya.
Pemberian kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk melihat, memegang,
merasakan, dan mengaktifkan lebih banyak indra yang dimilikinya, serta
mengekspresikan diri akan membangun pemahaman pengetahuan, perilaku,
dan keterampilannya. Oleh karena itu, tugas utama pendidik/guru adalah mengondisikan
situasi pengalaman belajar yang dapat menstimulasi atau merangsang
indra dan keingintahuan peserta didik. Hal ini perlu didukung dengan
pengetahuan guru akan perkembangan psikologis peserta didik dan kurikulum
di mana keduanya harus saling terkait. Saat pembelajaran, guru hendaknya
peka akan gaya belajar peserta didik di kelas. Dengan mengetahui gaya belajar
peserta didik di kelas secara umum, guru dapat menentukan strategi pembelajaran
yang tepat.

Pendidik/guru hendaknya menyiapkan kegiatan belajar mengajar
yang melibatkan mental peserta didik secara aktif melalui beragam kegiatan,
seperti: kegiatan mengamati, bertanya/ mempertanyakan, menjelaskan, berkomentar,
mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan sejumlah kegiatan
mental lainnya. Guru hendaknya tidak memberikan bantuan secara dini dan
selalu menghargai usaha peserta didik meskipun hasilnya belum sempurna.
Selain itu, guru perlu mendorong peserta didik supaya berbuat/berpikir lebih
baik, misalnya melalui pengajuan pertanyaan menantang yang ‘menggelitik’
sikap ingin tahu dan sikap kreativitas peserta didik.
Dengan cara ini, guru selalu mengupayakan agar peserta didik terlatih dan terbiasa menjadi pelajar
sepanjang hayat.
Beberapa model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dan
dapat dijadikan acuan pengajaran keterampilan di kelas, antara lain seperti
berikut.

1. Model Pembelajaran Kolaborasi

Pembelajaran kolaborasi (collaboration learning) menempatkan peserta didik
dalam kelompok kecil dan memberinya tugas di mana mereka saling membantu
untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dukungan sejawat,
keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu mewujudkan
belajar kolaboratif. Metode yang dapat diterapkan antara lain mencari
informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz.

2. Model Pembelajaran Individual

Pembelajaran individu (individual learning) memberikan kesempatan kepada
peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang dengan baik sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain
tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri proses.

3. Model Pembelajaran Teman Sebaya

Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya
apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta didik lain.
Mengajar teman sebaya (peer learning) memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Pada waktu yang sama, ia
menjadi narasumber bagi temannya. Metode yang dapat diterapkan antara
lain: pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar melalui jigso (jigsaw), studi
kasus dan proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja, dll.

4. Model Pembelajaran Sikap

Aktivitas belajar afektif (affective learning) membantu peserta didik untuk
menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi yang dikembangkan
dalam model pembelajaran ini didesain untuk menumbuhkan kesadaran akan
perasaan, nilai dan sikap peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara
lain: mengamati sebuah alat bekerja atau bahan dipergunakan, penilaian diri
dan teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, posisi penasihat.

5. Model Pembelajaran Bermain

Permainan (game) sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang
jarang peserta didik lupakan. Humor atau kejenakaan merupakan pintu pembuka
simpul-simpul kreativitas. Dengan latihan lucu, tertawa, atau tersenyum,
peserta didik akan mudah menyerap pengetahuan yang diberikan. Permainan
akan membangkitkan energi dan keterlibatan belajar peserta didik. Metode
yang dapat diterapkan antara lain: tebak gambar, tebak kata, tebak benda
dengan stiker yang ditempel di punggung lawan, teka-teki, sosio drama, dan
bermain peran.

6. Model Pembelajaran Kelompok

Model pembelajaran kelompok (cooperative learning) sering digunakan pada
setiap kegiatan belajar-mengajar karena selain hemat waktu juga efektif, apalagi
jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan peserta
didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain proyek kelompok, diskusi
terbuka, bermain peran.

7. Model Pembelajaran Mandiri

Model pembelajaran mandiri (independent learning) peserta didik belajar atas
dasar kemauan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki
dengan memfokuskan dan merefleksikan keinginan. Teknik yang dapat diterapkan
antara lain apresiasi-tanggapan, asumsi presumsi, visualisasi mimpi atau imajinasi,
hingga cakap memperlakukan alat/bahan berdasarkan temuan sendiri
atau modifikasi dan imitasi, refleksi karya, melalui kontrak belajar, maupun
terstruktur berdasarkan tugas yang diberikan (pertanyaan-inquiry, penemuandiscovery,
penemuan kembali-recovery).

8. Model Pembelajaran Multimodel

Pembelajaran multimodel dilakukan dengan maksud akan mendapatkan hasil
yang optimal dibandingkan dengan hanya satu model. Metode yang dikembangkan
dalam pembelajaran ini adalah proyek, modifikasi, simulasi, interaktif,
elaboratif, partisipatif, magang (cooperative study), integratif, produksi, demonstrasi,
imitasi, eksperiensial, kolaboratif.

About the Author

Nulla sagittis convallis arcu. Sed sed nunc. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.
View all posts by: BT9

0 komentar:

Back to top ↑
Connect with Us

What they says

© 2013 Kewirausahaan. WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.